jatim.jpnn.com, TRENGGALEK - Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) melakukan monitoring dan evaluasi (monev) program Double Track di SMAN 2 Karangan, Jumat (12/9). Program ini bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan diikuti 12 SMA Negeri.
Sekolah yang terlibat antara lain SMAN 1 Rejotangan, SMAN 1 Kalidawir, SMAN 1 Campurdarat, SMAN 1 Karangan, SMAN 2 Karangan, SMAN 1 Tugu, SMAN 1 Bendungan, SMAN 1 Pule, SMAN 1 Dongko, SMAN 1 Panggul, SMAN 1 Munjungan, dan SMAN 1 Kampak.
Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai mengatakan monev dilakukan untuk mengukur capaian program dalam setahun terakhir. Setiap sekolah memaparkan pendapatan, kesulitan dalam implementasi maupun pemasaran, hingga strategi lanjutan untuk mengembangkan Double Track.
“Program ini hadir sebagai solusi bagi lulusan SMA yang tidak kuliah, tetapi langsung bekerja atau berwirausaha,” ujar Aries.
Aries menyatakan keterampilan yang diajarkan meliputi multimedia, teknik listrik, elektro, tata boga, tata busana, kecantikan, hingga teknik kendaraan ringan. Bidang tersebut dipilih agar lulusan siap masuk dunia usaha dan dunia industri (DUDI), sekaligus mampu berwirausaha.
“Misalnya, tata boga bisa membuka usaha di rumah dengan modal kecil. Kalau pesanan banyak, bisa merekrut warga sekitar. Jadi, selain mandiri, mereka juga membuka lapangan kerja,” jelas Aries.
Dalam Double Track, ITS berperan menyiapkan kurikulum, pelatihan guru, dan pendampingan sekolah, sedangkan Dindik Jatim memastikan dukungan kebijakan, pembinaan, dan anggaran.
Ada tiga nilai strategis yang ditekankan, yaitu penguatan kewirausahaan, pembekalan life skill abad 21, serta penguatan karakter dan kemandirian.