jpnn.com, TERNATE - Ekspor perdana empat ton bunga pala dengan tujuan India menandai langkah konkret Maluku Utara dalam mengukuhkan kembali reputasinya sebagai episentrum rempah Indonesia di kancah perdagangan dunia.
Bea Cukai Ternate dan Tim Sinergi Ekspor Maluku Utara mengawal pelepasan ekspor perdana empat ton bunga pala tersebut yang bukan hanya berasal dari satu titik, melainkan hasil akumulasi panen dari berbagai kabupaten di Maluku Utara.
Komoditas itu dihimpun dari para petani di Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera Barat, Morotai, Kepulauan Sula, hingga Pulau Obi.
Keragaman sumber ini menjadi menandakan kekayaan rempah Maluku Utara terdistribusi secara masif dan merata, siap menjadi penyokong utama devisa daerah.
"Sejarah mencatat bahwa Maluku Utara adalah pusat penghasil rempah dunia, tetapi sudah sangat lama ekspor rempah tidak dilakukan di Maluku Utara. Momen ini penting untuk mendorong kembali komoditas rempah dan olahannya ke perdagangan global,” ujar Kepala Kantor Bea Cukai Ternate Jaka Riyadi.
Dia menyoroti keberhasilan ekspor empat ton bunga pala ke India bukanlah prestasi tunggal.
Menurut Jaka, capaian tersebut merupakan produk dari kolaborasi intensif dan terstruktur berbagai instansi/lembaga yang tergabung dalam Sinergi Ekspor Maluku Utara.
“Keberhasilan ekspor perdana ini bukan semata dukungan dari Bea Cukai, tetapi dari berbagai instansi yang tergabung dalam Sinergi Ekspor Maluku Utara," tegasnya.






































