jatim.jpnn.com, SURABAYA - Warga Jalan Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, mengaku resah dengan maraknya aktivitas rumah kos yang disinyalir menjadi sarang prostitusi terselubung sejak 2018.
Ketua RT 005/RW 012 M Ridwan Tanro menyebut praktik itu terjadi di sekitar 25–30 rumah kos. Menurut dia, sebagian besar pelaku merupakan mantan germo yang dulu beroperasi di Lokalisasi Dolly sebelum resmi ditutup pada 2014.
“2014 itu sudah hilang (ditutup), tetapi sekitar 2018–2019 mulai muncul lagi. Ya, sebenarnya dia (germo) ini agak ancek-ancek eri (menapak di duri). Jadi, dia memang sudah pakai HP,” kata Ridwan, Selasa (25/11).
Ridwan mengaku sudah sering melihat pasangan muda-mudi keluar masuk rumah kos. Bahkan jauh sebelum ia menjabat RT untuk periode kedua pada 2021, ia sudah menegur penghuni dan pemilik kos karena khawatir pengaruhnya terhadap anak-anak di lingkungan tersebut.
“Warga terganggu, memang terganggu. Terganggunya itu kayak dampaknya ke anak-anak itu tadi,” ujarnya.
Ridwan berharap Pemerintah Kota Surabaya segera turun tangan menindak tegas dugaan prostitusi terselubung itu. Ia menegaskan, jika aktivitas yang menyerupai Dolly kembali dibiarkan, perjuangannya ikut menutup lokalisasi tersebut pada masa lalu menjadi sia-sia.
“Dioperasi Yustisi seminggu atau sebulan sekali, yang penting ada gerakan. Kalau dibiarkan terus, mereka merasa aman. Rumah-rumah itu kan aset mereka,” pungkasnya. (mcr12/jpnn)



































