jpnn.com, JAKARTA - Profesor Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Suprihatin mengatakan kualitas air sangat dipengaruhi oleh lokasi, kondisi lingkungan, dan aktivitas manusia di sekitarnya.
Air pegunungan disebut memiliki kualitas terbaik sehingga banyak dipilih industri air minum dalam kemasan (AMDK).
“Air tanah tidak sama di satu daerah dengan daerah lainnya. Air di perkotaan dengan aktivitas padat jelas berbeda dengan air di pegunungan yang terlindungi vegetasi dan minim campur tangan manusia,” kata Suprihatin di Jakarta, Jumat (12/9).
Dia menjelaskan air tanah di kawasan perkotaan cenderung memiliki kadar kontaminan yang tinggi, mulai dari limbah domestik, pestisida, hingga logam berat.
Dia menjelaskan untuk menjadikannya layak minum, diperlukan proses pengolahan yang lebih sulit dan mahal dibandingkan air pegunungan.
Kondisi itu berbeda dengan sumber mata air alami yang umumnya lebih bersih, meskipun tetap memerlukan uji kelayakan.
Suprihatin menambahkan air tanah dangkal lebih berisiko tercemar karena lebih dekat dengan permukaan dan cepat terinfiltrasi limbah.
Dia menjelaskan air tanah dalam dan mata air pegunungan cenderung lebih aman karena melewati proses filtrasi alami.