Menteri AI: Pelajaran dari Albania dan Relevansinya bagi Indonesia

3 hours ago 4

Oleh: Dr. Anggawira Sekretaris Jenderal BPP HIPMI / Ketua Umum ASPEBINDO

 Pelajaran dari Albania dan Relevansinya bagi Indonesia

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Sekretaris Jenderal BPP HIPMI / Ketua Umum ASPEBINDO Dr. Anggawira, MM., MH. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Dunia dikejutkan oleh langkah Albania yang secara resmi mengangkat Diella, sebuah sistem kecerdasan buatan (AI), sebagai “Menteri Pengadaan Publik.” Tugas utamanya adalah mengelola proses tender dan pengadaan pemerintah agar bebas dari praktik korupsi serta lebih cepat dan transparan.

Terobosan ini bukan sekadar gimmick teknologi, melainkan sinyal politik yang kuat negara kecil di Eropa Tenggara berani mendobrak pakem birokrasi dengan inovasi digital.

Bagi Indonesia, yang masih berjuang dengan kompleksitas birokrasi, inefisiensi pengadaan barang dan jasa, serta tantangan korupsi, wacana serupa layak dipertimbangkan dengan menyesuaikan konteks hukum, sosial, dan politik kita.

Peluang Penerapan di Indonesia

1. Pengadaan Publik yang Bersih dan Transparan

Pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah salah satu titik rawan korupsi. Teknologi AI dengan basis data SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) yang sudah ada memungkinkan Indonesia mengintegrasikan AI auditor untuk menilai kejanggalan harga, mendeteksi konflik kepentingan, dan memberi peringatan dini.

2. Efisiensi Birokrasi dan Layanan Publik

Teknologi AI dapat menjadi “menteri virtual” yang mengawal proses tender, mengurangi prosedur berlapis, serta mempercepat interaksi antara pemerintah, penyedia, dan publik.

Dunia dikejutkan oleh langkah Albania yang secara resmi mengangkat Diella, sebuah sistem kecerdasan buatan (AI)

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |