jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pengembangan energi panas bumi.
Kerja sama terjalin untuk mewujudkan swasembada energi dan percepatan transisi menuju energi bersih sesuai visi Asta Cita Pemerintah, terutama dalam percepatan pengembangan 19 proyek energi panas bumi dengan total kapasitas mencapai 530 Mega Watt (MW).
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.
“Kami berkomitmen memastikan setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional," kata Rosan Roeslani dalam keterangannya, Rabu (6/8).
Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, kata Rosan, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia.
Ruang lingkup kemitraan mencakup perumusan skema kerja sama yang optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (“WKP”) milik masing-masing pihak, penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, pelaksanaan studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee sebagai forum koordinasi pelaksanaan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan, sebagai entitas yang mengemban mandat dalam pengelolaan wilayah kerja panas bumi nasional, Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memperluas pemanfaatan sumber daya panas bumi sebagai tulang punggung energi bersih Indonesia.
Melalui kerja sama ini, kata Simon, Pertamina menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif.