jpnn.com - SEMARANG - Ratusan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang menggelar aksi tabur bunga dan menyalakan lilin pada Senin (24/11) malam, untuk mengenang tujuh hari kepergian dosen mereka Dwinanda Linchia Levi.
Aksi dimulai dengan penyampaian aspirasi para mahasiswa yang menuntut keadilan atas kematian dosen Hukum Pidana tersebut.
Setelah itu, satu per satu mahasiswa menyalakan lilin dan menaburkan bunga di depan foto mendiang yang dipasang di depan bentangan kain putih bertuliskan 'Justice for Levi'.
Presiden BEM Untag Semarang Bintang Laksamana mengatakan aksi ini merupakan bentuk penghormatan sekaligus pernyataan sikap bahwa mahasiswa akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Malam ini kami gelar aksi simbolik, doa bersama, sekaligus menyalakan 1.000 lilin sebagai tanda penghormatan dan duka cita kami. Ini juga tanda sikap kami bahwa hati nurani civitas academica Untag Semarang akan terus menyala sampai kasus ini tuntas,” ujarnya.
Bintang menyampaikan sejumlah tuntutan utama mahasiswa. Pertama, mahasiswa meminta aparat penegak hukum memproses secara tegas apabila ditemukan unsur kelalaian atau kesalahan dalam peristiwa tersebut.
“Kejanggalan itu bisa diterka. Kami duga ada kelalaian dari pelaku. Meski bukan pembunuhan aktif, tetapi secara pasif pun bisa termasuk pembunuhan. Kalau terbukti lalai atau ada kulpa, itu juga tindak pidana. Kami minta ditindak setegas-tegasnya, bukan hanya PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat) atau dimutasi,” ujarnya.
Tuntutan selanjutnya ditujukan kepada pihak rektorat dan dekanat fakultas hukum sebagai tim advokasi kampus. Mahasiswa meminta kasus ini dikawal serius tanpa harus terus-menerus didesak oleh mahasiswa.






































