jpnn.com, JAKARTA - Isu mengenai kejelasan komunikasi merek air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua yang mencuat dalam rapat Komisi VI DPR RI kini menjadi sorotan para pakar komunikasi.
Perdebatan tersebut menyinggung kesenjangan antara citra “air pegunungan” yang selama ini ditampilkan dalam iklan dengan fakta operasional pengambilan sumber air melalui metode pengeboran.
Kondisi ini memunculkan desakan agar Danone, sebagai pemilik merek Aqua, lebih transparan dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara, Algooth Putranto, menilai narasi visual dalam iklan berperan besar membentuk persepsi masyarakat.
Dia menyebut visualisasi iklan dapat menciptakan jurang antara ekspektasi publik dan realitas operasional di lapangan.
“Padahal, air itu dipompa dari akuifer dengan metode pengeboran. Ini adalah persoalan kejelasan komunikasi,” ujar Algooth.
Pandangan serupa disampaikan peneliti strategi komunikasi dari LSPR Institute, Safaruddin Husada. Ia menegaskan bahwa komunikasi merek harus berpijak pada prinsip kebenaran yang disampaikan secara lugas.
“Publik perlu mengetahui bahwa air itu bersumber dari akuifer pegunungan yang terlindungi. Celah persepsi inilah yang berpotensi menimbulkan kebingungan konsumen,” kata Safaruddin.






































