jateng.jpnn.com, PEMALANG - Provokator yang memicu bentrokan berdarah antara dua ormas besar, Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) dan Front Persaudaraan Islam (FPI), saat acara pengajian Habib Rizieq Shihab (HRS) di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Rabu (23/7) malam, masih didalami aparat Polda Jawa Tengah.
"Masih kami dalami," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio, Selasa (29/7).
Bentrok yang terjadi sekitar pukul 22.30 WIB itu bermula dari ketegangan antar massa ormas di lokasi pengajian. Pihak PWI LS menyebut panitia pengajian dan ormas FPI tak mampu mengendalikan situasi hingga berujung pada kekerasan.
Sebanyak sembilan anggota PWI LS mengalami luka-luka, dari ringan hingga berat. Bahkan, empat polisi yang berjaga turut menjadi korban dalam kericuhan tersebut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengimbau semua pihak menahan diri dan tidak mudah terpancing provokasi. Ia juga mengajak masyarakat menjadikan insiden ini sebagai pelajaran agar tidak terulang.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Pemalang, untuk menjaga kedamaian, menahan diri, dan tidak mudah terprovokasi,” ucapnya.
Seusai insiden, DPD PWI LS Kabupaten Pemalang langsung mengambil langkah hukum. Melalui kuasa hukumnya, Anggoro Adi Atmojo mereka melaporkan dua pihak ke Polres Pemalang.
“Kami melaporkan Imron Rosadi sebagai penyelenggara kegiatan, serta sekelompok orang yang mengatasnamakan FPI yang seharusnya bertanggung jawab dalam pengamanan,” ujar Anggoro di Mapolres Pemalang, Senin (28/7)