jpnn.com, ULUBELU - Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) meresmikan groundbreaking Pilot Plant Green Hydrogen pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi anion exchange membrane electrolyzer berbasis energi panas bumi pada Selasa (9/9).
Peresmian yang berlangsung di Ulubelu, Lampung ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan ekosistem hidrogen hijau nasional.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu menegaskan dukungan penuh pemerintah dalam mendorong investasi energi hijau.
“Kami percaya sinergi antara pemerintah, BUMN, swasta, dan mitra internasional adalah kunci keberhasilan transformasi energi nasional. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju dan berkelanjutan,” ungkap Todotua.
Dia juga mengapresiasi langkah pionir Pertamina dalam memanfaatkan hidrogen sebagai pilar transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih.
Menurutnya, potensi hidrogen di Indonesia dapat menjadi energi hijau berdaya saing global yang berimplikasi langsung pada peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi baru terbarukan dunia.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan proyek ini bukan hanya pembangunan infrastruktur, melainkan juga laboratorium pengembangan hidrogen di Indonesia.
Wamen Yuliot meyakini pengalaman dari proyek ini akan menjadi best practice dan referensi untuk direplikasi di wilayah lain. Pemanfaatan panas bumi untuk memproduksi green hydrogen adalah langkah inovatif yang selaras dengan prioritas ketahanan energi nasional.