jatim.jpnn.com, SURABAYA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memastikan pemerintah bakal mendirikan sekolah darurat bagi para siswa yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Langkah ini diambil setelah bangunan SDN 2 Supiturang di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang nyaris rata dengan tanah dan hanya menyisakan fondasi akibat erupsi pada Rabu (19/11).
“Kami masih melakukan inventarisasi, tetapi prinsipnya, dalam waktu tidak terlalu lama setelah mitigasi, kami akan mendirikan sekolah-sekolah darurat agar anak-anak tetap bisa belajar,” ujar Abdul Mu’ti di Balai Kota Surabaya, Selasa (25/11).
Selain sekolah darurat, Kemendikdasmen juga memastikan pembangunan kembali sekolah yang rusak berat. Namun, Abdul Mu’ti belum membeberkan jadwal pasti proses revitalisasi tersebut.
“Sekolah yang rusak berat kami prioritaskan tahun depan untuk mendapatkan dana dari program revitalisasi 2026. Anggaran revitalisasi tahun 2026 memang turun dari tahun ini yang mencapai Rp 16,9 triliun,” jelasnya.
Abdul Mu’ti berharap ada tambahan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026 agar proses perbaikan sekolah terdampak bencana bisa segera dipercepat.
Di sisi lain, anak-anak yang rumahnya terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, mulai kembali masuk sekolah meski dengan kondisi serba terbatas, Senin (24/11).
Sebagian besar siswa berangkat dari posko pengungsian dan tak mengenakan seragam lengkap. Puluhan murid SDN Supiturang 02 juga terpaksa menumpang belajar di SDN Supiturang 01 karena bangunan sekolah mereka rusak akibat terjangan APG pada Rabu (19/11).



































