jabar.jpnn.com, KABUPATEN BEKASI - Progres pembangunan Bendung Sungai Hulu-0 (BSH-0) di Kali Cikarang Bekasi Laut, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, telah mencapai 64 persen meski terkendala pasokan material.
Pembangunan itu merupakan bentuk dukungan Pemkab Bekasi untuk program nasional ketahanan pangan. Bendungan dengan sembilan pintu air ini diklaim mampu mengaliri hingga 7.000 hektare sawah di wilayah bagian utara Kabupaten Bekasi.
"Bicara kapasitas itu ribuan kubik. Karena di sini titik BSH-0, fungsi utamanya mengairi areal pertanian. Jadi dari BSH-0 sampai BHS-34 itu ada 7.000 hektare, mengalir mulai Cikarang sampai Muaragembong," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air pada Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi Agung Mulya.
Agung menjelaskan selain berfungsi untuk irigasi, BSH-0 juga diklaim mampu mencegah banjir di wilayah tengah sehingga pembangunan ini dinilai penting sebagai solusi sektor pertanian dan kebencanaan.
"Target pertengahan Desember rampung 100 persen. Adapun 64 persen itu item pekerjaannya seperti kita lihat ini sudah masuk ke badan bendung, terus standing wall sisi utara sama selatan. Memang ada deviasi sedikit tapi bisa kita kejar dengan progres yang ada sekarang," katanya pula.
Bendungan ini menjadi yang ketiga di Kabupaten Bekasi dan pertama yang dibangun pemerintah daerah. Dua bendungan sebelumnya berada di Kalimalang. Meski dibangun Pemkab Bekasi, BSH-0 nantinya akan diserahkan kepada BBWS Citarum.
"Jadi nanti dihibahkan ke pusat, dalam hal ini BBWS yang akan mengoperasionalkan sekaligus pemeliharaan. Karena memang ini juga berada di wilayah BBWS kan di atas sungai. Namun tentu manfaatnya untuk masyarakat Kabupaten Bekasi, untuk pertanian dan juga penanggulangan bencana," ujarnya lagi.
Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi Eddy Sumarman yang turut meninjau lokasi proyek BSH-0 di Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung itu menyatakan pihaknya berperan memberikan pendampingan hukum pada proyek strategis daerah ini.