jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kasus penyebaran konten pornografi berbasis kecerdasan buatan (AI) 'Skandal Smanse' SMAN 11 Semarang memasuki babak baru.
Sejumlah korban deepfake atau editan Chiko Radityatama Agung Putra, alumni SMAN 11 Semarang ini mulai melaporkan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah.
"Hari ini tim baru bertemu dengan korban," kata Kepala DP3AP2KB Jawa Tengah Emma Rachmawati ketika dikonfirmasi JPNN.com, Kamis (16/10).
Mereka terdiri dari seorang siswi, tiga guru perempuan dan dua alumni putri SMAN 11 Semarang.
Kini, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) sedang mendalami laporan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) oleh Chiko yang tercatat sebagai mahasiswa baru semester satu Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) itu.
Emma menyebut pendampingan terhadap para korban yang melapor juga sudah mulai berjalan. Termasuk, kini dilakukan pendataan terhadap korban yang diperkirakan mencapai ratusan orang tersebut.
"Karena korbannya banyak saya yakin mereka (tim UPTD PPA, red) sedang bekerja keras melakukan investigasi," ujar Emma.
Menurutnya, pendampingan akan difokuskan pada pemulihan psikologis dan mental para korban yang disebut sangat terpukul akibat penyalahgunaan teknologi dan media sosial tersebut.