jpnn.com - Forum Silaturahmi Alumni Universitas Indonesia (FORSA UI) mendeklarasikan Petisi Astacita Rakyat untuk menyuarakan nurani bangsa di tengah gejolak gelombang protes yang terjadi belakangan ini.
Koordinator FORSA UI Alip Purnomo mengatakan gelombang protes dari desa hingga kota dan dari sawah di Pati, Jawa Tengah hingga jalanan Jakarta, berujung pada satu pernyataan, yakni rakyat sudah tak bisa lagi menunggu.
Massa aksi demo 28 Agustus 2025 saat bentrok dengan petugas kepolisian di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/8). Foto: Ricardo/JPNN.com
"Petisi Astacita Rakyat adalah gema dari bawah, suara yang menuntut negara hadir, melindungi, mendengar, dan menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Alip dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Alip menjelaskan bahwa Petisi Astacita Rakyat merupakan sebuah dokumen berisi delapan tuntutan yang lahir dari "tragedi 2025".
Menurutnya, kemarahan rakyat bukan letupan sesaat, melainkan lahir dari luka yang menganga, ketidakadilan yang menumpuk, pajak yang mencekik, korupsi yang merajalela, kekerasan aparat, hingga nyawa manusia yang diperlakukan seolah tak bernilai.
Maka dari itu, petisi yang disampaikan para alumni UI tersebut menegaskan delapan jalan yang harus ditempuh negara untuk mengembalikan muruah demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Pertama, tangkap dan adili koruptor tanpa pandang bulu lantaran penegakan hukum harus ditegakkan sebagai fondasi demokrasi dan keadilan sosial.