jpnn.com, JAKARTA - Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah mengatakan pihaknya bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan awal postur RAPBN 2026 secara indikatif.
"Kesepakatan pembahasan itu menjadi modal dan acuan pemerintah menyusun Nota Keuangan RAPBN 2026 yang akan disampaikan oleh Presiden Prabowo," kata Said melalui keterangan persnya, Senin (11/8).
Ketua DPP PDI Perjuangan itu memprediksi pendapatan negara pada RAPBN 2026 berada di kisaran Rp 3.000 triliun mengacu pembahasan awal.
"Saya perkirakan pendapatan negara pada RAPBN 2026 pada kisaran Rp 3.094- Rp 3.114 triliun," kata Said.
Kemudian, kata dia, belanja negara seperti pembahasan awal berada dalam kisaran Rp 3.800 sampai Rp 3.820 triliun.
"Defisit RAPBN 2026 dalam rentang 2,53 persen PDB setara Rp 706 triliun," ujar Said.
Menurutnya, postur RAPBN 2026 lebih tinggi dari prognosis atas APBN 2025 yang diperkirakan pendapatan negara mencapai Rp2,865,5 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.387,3 triliun dan bukan bea Rp477,2 triliun, hibah sebesar Rp1 triliun.
"Belanja negara Rp3.527,5 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.663,4 triliun dan transfer ke daerah Rp864,1 triliun, dengan demikian defisit diperkirakan mencapai Rp. 662,0 triliun atau 2,78 persen PDB," lanjut Said.