jpnn.com - Praktisi ketenagakerjaan Djusman Hi Umar mengatakan serikat pekerja merupakan mitra strategis perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan hak pekerja.
Dia menganalogikan perusahaan seperti sebuah kapal besar memiliki nahkoda dan kru yang memiliki peran berbeda, tetapi tujuan mereka sama, yakni sampai di pelabuhan dengan selamat dan tepat waktu.
"Begitu pula hubungan manajemen dan serikat pekerja. Meski berada di posisi yang berbeda, keduanya sebenarnya berlayar menuju tujuan yang sama, keberlanjutan perusahaan," kata Djusman dalam siaran persnya, Senin (11/8/2025).
Namun, pria yang mengabdikan diri sebagai karyawan BUMN sebagai 29 tahun ini menyebut persepsi keliru masih sering muncul. Banyak yang memandang serikat pekerja sebagai penghambat atau oposisi yang selalu berseberangan dengan manajemen.
"Padahal, serikat pekerja adalah mitra strategis yang menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan hak pekerja," kata dia.
Menurut Djusman, kemitraan ini tidak berarti serikat harus setuju pada semua kebijakan. Justru perbedaan pendapat yang sehat membuka ruang dialog dan negosiasi untuk melahirkan keputusan yang menguntungkan semua pihak.
"Hubungan yang saling menghormati inilah yang menciptakan iklim kerja produktif dan berkelanjutan," ucapnya.
Dia menyebut contoh sukses bisa dilihat dalam integrasi BUMN kepelabuhanan. Saat Pelindo 1, 2, 3, dan 4 digabung menjadi satu entitas, serikat pekerja dan manajemen sepakat melalui Berita Acara Bali bahwa tidak akan ada rasionalisasi, tidak ada penurunan kesejahteraan, dan masa kerja karyawan tetap diakui.