jabar.jpnn.com, BOGOR - Delegasi Indonesia yang menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30/CMP20/CMA7 menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam proses negosiasi global, terutama terkait pengembangan dan alih teknologi iklim bagi negara-negara berkembang.
Pembahasan teknis mengenai isu alih teknologi masih berlangsung hingga 19 November 2025, dengan dua agenda utama yakni review efektivitas Climate Technology Centre (CTC) serta pembahasan Technology Implementation Programme (TIP), program baru yang dirancang untuk memperkuat penerapan teknologi iklim di negara berkembang.
CTC merupakan bagian dari Technology Mechanism UNFCCC yang bertugas membantu negara berkembang mengidentifikasi kebutuhan teknologi iklim, menghubungkan negara pemohon dengan penyedia teknologi, serta memfasilitasi akses pendanaan bagi implementasi teknologi.
Sementara itu, TIP bertujuan mempercepat pengembangan dan penerapan teknologi mitigasi dan adaptasi iklim agar dapat mendukung pelaksanaan aksi iklim nasional secara konkret.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan bahwa negara-negara berkembang menekankan pentingnya dukungan teknologi dan akses pembiayaan dalam proses review CTC.
Di sisi lain, negara-negara maju cenderung lebih berhati-hati terhadap usulan perluasan mandat lembaga tersebut.
“Pada agenda TIP, negosiasi juga berlangsung intens, terutama terkait bagaimana memastikan program tersebut selaras dengan mekanisme teknologi yang sudah ada serta relevan dengan hasil Global Stocktake,” ujar Hanif, Jumat (21/11/2025).
Ia menuturkan bahwa posisi Indonesia sejalan dengan G77 & China dan mayoritas negara berkembang lainnya.


































