jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Konferensi Perubahan Iklim COP30 yang berlangsung Brasil resmi ditutup. Serangkaian capaian penting oleh Delegasi Indonesia berhasil dibawa pulang, Sabtu (22/11/2025).
Delegasi Indonesia yang beranggotakan 92 negosiator lintas kementerian hadir dengan mandat diplomasi yang kuat, berbasis pengalaman teknis bertahun-tahun, dan membawa kepentingan nasional yang selaras dengan ambisi global.
Ketua Delegasi COP30, Hanif Faisol yang juga Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup menyampaikan, keikutsertaan Indonesia sebagai negara pemilik hutan tropis yang cukup besar bukan sekedar menyampaikan janji, melainkan membawa arah kebijakan yang tegas dan dapat dilaksanakan.
Menurut Hanif, Indonesia kembali mengingatkan bahwa implementasi Perjanjian Paris membutuhkan dukungan internasional yang nyata, bukan simbolis.
Di tengah maraknya dinamika perundingan, Indonesia juga merespons kritik “Fossil of the Day” yang diberikan oleh Climate Action Network (CAN).
Dirinya menegaskan, bahwa atribusi tersebut lahir dari pemotongan konteks terhadap intervensi Indonesia pada isu Nature-based Solutions (NbS) serta sektor hutan dan penggunaan lahan/ Forest (FOLU).
Delegasi Indonesia menegaskan bahwa seluruh posisi negosiasi Indonesia telah dipersiapkan dengan kajian mendalam, berbasis best available science, dan berpijak pada prinsip kelayakan serta keadilan bagi negara pemilik hutan.
“Kami menjaga hutan dengan kerja nyata. Kami hanya meminta satu hal: fairness. Standar global harus menghargai kerja lapangan dan realitas negara pemilik hutan,” ucapnya.


































