jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Dai Hidayatullah (SDH) resmi meluluskan 15 santri setelah sukses melaksanakan ujian terbuka "Syarah Matan Jazari"—kitab klasik abad ke-14 dalam ilmu tajwid dan qira’at yang disusun oleh Imam Al-Jazari.
Ujian ini bukan sekadar tes akhir, melainkan simbol kematangan ilmu dan kesiapan mereka mengemban amanah dakwah di pelosok negeri.
Acara penamatan digelar khidmat di Gedung Dakwah Hidayatullah Parepare (28/7), dihadiri oleh pejabat daerah, ulama, dan tokoh masyarakat.
Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan Nasri Bohari menyatakan Sekolah Dai adalah program strategis dalam membangun dakwah yang terencana dan berkelanjutan.
“Setiap angkatan memang terbatas, tapi dampaknya besar. Para alumni langsung ditunggu di wilayah-wilayah terpencil di Sulsel, Sulbar, hingga Sultra,” ujar Nasri dikutip, Senin (28/7).
Nasri menyatakan wisuda kali ini merupakan angkatan keenam, menandakan konsistensi SDH dalam mencetak dai berkualitas.
"Yang lebih menggembirakan, di penghujung acara, Laznas BMH Sulsel menyatakan komitmen dukungan beasiswa senilai Rp 48 juta untuk satu tahun ke depan," ucap Nasri.
Penandatanganan komitmen tersebut disaksikan langsung oleh Kepala Bappeda Parepare, perwakilan Hidayatullah Sulbar, dan Dewan Murabbi Sulsel.