jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut insiden ambruknya bangunan tiga lantai di Ponpes Al Khoziny menjadi tragedi dengan korban terbanyak mencapai 54 orang meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi 3 Tanggap Darurat BNPB Mayor Jenderal Budi Rawan saat konferensi pers di posko kedaruratan asrama putri Ponpes Al Khoziny, Senin (6/10).
“Kami baru saja dibisikin oleh Kapusdatin bahwa korban kali ini di sepanjang tahun 2025 ini adalah korban yang cukup besar menurut BNPB karena bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi yang di tempat lain termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo. Semuanya korbannya hanya sedikit. Ini korbannya cukup banyak. Jadi, 54 orang meninggal,” kata Budi.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada 13 korban yang terjebak di reruntuhan bangunan ambruk tersebut. BNPB menargetkan seluruh korban dapat terevakuasi di hari kedelapan pencarian.
“Diharapkan pada hari ini kami akan selesai evakuasi dari yang diperkirakan, saya ulangi, yang diperkirakan tinggal 13 orang lagi,” jelasnya.
Budi menjelaskan pembersihan puing-puing bangunan itu telah tuntas 75 persen, sedangkan 25 persen puing yang akan dibersihkan berada di sisi kiri bangunan yang miring.
Pembersihan sisa bangunan ini tentunya akan dibantu dengan alat berat. Tim SAR juga akan dibantu oleh tim ahli.
“Insyaallah tidak ada ya. Kendalannya moga-moga alat beratnya berjalan dengan baik tidak ada rusak. Kemudian yang disangga tadi gedung yang sebelah yang disangga kemudian sudah dipotong penyambung antara gedung dengan musala yang roboh itu bisa. Kami yakin kami akan dapat menyelesaikan target ini dengan baik,” jelasnya.