jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengaku tidak melihat unsur politis dari gonjang-ganjing di internal organisasi para nahdiyin itu.
Dia berkata demikian demi menjawab pertanyaan awak media dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (23/11) malam.
"Unsur politis itu orang bisa khawatir, tetapi unsur politis apa? Dengan analisa seperti apa? Ini semuanya enggak jelas," kata Gus Yahya dikutip Senin (24/11).
Diketahui, polemik di PBNU muncul setelah terbit Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU pada Kamis lalu (20/11) di Hotel Aston City, Jakarta.
Rapat berlangsung pada 17.00 hingga 20.00 WIB yang dipimpin Rais 'Aam Syuriyah PBNU KH Miftachul Achyar.
Risalah rapat menghasilkan keputusan agar Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mundur dari jabatan paling lambat setelah risalah terbit.
Risalah rapat itu juga memuat antisipasi jika Gus Yahya tidak mau mundur sebagaimana tenggat yang ditentukan Syuriyah PBNU.
Gus Yahya mengatakan dalam dinamika organisasi selalu muncul dugaan kepentingan politik yang menyertai.






































