jpnn.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jakarta bersama PAM Jaya mengelar lokakarya bertajuk “Menakar Masa Depan Air di Jakarta, Akankah Menjadi Air Mata?” di Jakarta, Senin (6/10).
Ketua Panitia Lokakarya yang juga Ketua Bidang Seni Budaya KH. Lutfi Hakim mengatakan air merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia.
Dia menjelaskan air bukan sekadar unsur alam, tetapi sumber kehidupan yang menyatu dengan nilai spiritual, budaya, dan sosial.
Menurutnya, air tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar seperti minum, memasak, dan kebersihan, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam tradisi agama dan budaya.
“Pemahaman tentang air melampaui dimensi materialnya sebagai substansi fisik. Ia juga mencakup aspek keagamaan, filosofi, dan adat istiadat yang hidup di masyarakat,” kata Lutfi dikutip JPNN.com, Selasa (7/10).
Dalam Islam, lanjutnya, air digunakan untuk wudu dan mandi besar sebagai syarat kesucian, bahkan kitab fiqih membahas bab pertama tentang air. Dalam budaya, air menjadi simbol kehidupan, kesuburan, dan keberkahan.
Lutfi mencontohkan tradisi siraman di Jawa, melukat di Bali, hingga makna air dalam budaya Betawi melalui kendi, kentong, dan roti buaya.
Dia menekankan bahwa transformasi PAM JAYA menjadi perseroda harus sejalan dengan prinsip tata kelola yang baik, yakni transparansi, akuntabilitas, dan orientasi pada pelayanan publik.