jateng.jpnn.com, SEMARANG - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengungkapkan perubahan signifikan yang dialami siswa sekolah rakyat dalam beberapa bulan terakhir. Dia menyebut kondisi anak-anak yang dulu memprihatinkan kini jauh lebih baik, terutama dari sisi kesehatan dan penampilan.
“Pertama masuk kondisinya tidak karu-karuan. Banyak yang kurang gizi, anemia, gigi bermasalah. Sekarang, setelah empat sampai lima bulan, anak-anak terutama yang putri sudah kelihatan cantik-cantik,” ujar lelaki yang akrab disapa Gus Ipul dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pengelolaan DTSEN di Kantor Gubernur Jateng, Selasa (25/11).
Gus Ipul menjelaskan sekolah rakyst dikhususkan bagi keluarga desil 1 dan desil 2, tetapi fasilitasnya seperti sekolah unggulan.
Di Jawa Tengah telah berdiri 14 sekolah rakyat, dengan 12 di antaranya sudah permanen. Program ini masih belum dikenal luas, tetapi dia meyakini minat masyarakat akan meningkat.
“Ada asrama, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga, hingga dapur. Tanah disediakan gubernur, bupati, atau wali kota, sementara bangunan didukung presiden,” katanya.
Sekolah rakyat menampung anak-anak dari keluarga dengan penghasilan rata-rata di bawah Rp 1 juta per bulan, seperti pemulung, tukang becak, dan buruh serabutan.
Presiden Prabowo Subianto, kata Gus Ipul, menyebut kelompok ini sebagai invisible people, mereka yang jarang terlihat dan tidak pernah menuntut bantuan.
Program ini disebut sebagai miniatur pengentasan kemiskinan khas Presiden Prabowo. Tidak hanya fokus pada pendidikan anak, tetapi juga pemberdayaan keluarga.


































