jabar.jpnn.com, DEPOK - Kementerian Lingkungan Hidup (LH) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan ketepatan data dan efektivitas tata lingkungan di Indonesia.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, bersama pimpinan kedua lembaga tersebut usai Rakor Tata Lingkungan dan launching Environmental Information Geopasial Sistym (EGIS) di Atria Hotel Gading Serpong, Tangerang Selatan pada Selasa (25/11/2025).
Hanif menyampaikan, kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat landasan spasial dan ilmiah bagi perencanaan lingkungan hidup nasional.
"Dua badan ini sangat penting untuk menunjang ketepatan fungsi tata lingkungan kita. Pondasi spasial yang demikian sangat krusial sebagai landasan perencanaan di tanah air," ucapnya.
Dia menuturkan, data meteorologi dan geospasial memiliki peran besar, terutama dalam penghitungan emisi gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan lahan.
"Melalui MoU ini, pemerintah berharap terbangun interoperabilitas data antara KLH, BMKG, dan BIG untuk mendukung kebijakan lingkungan nasional," tuturnya.
Dia juga menjelaskan, bahwa kerja sama tersebut akan diimplementasikan dalam penyusunan Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) di seluruh provinsi.
Pemerintah menargetkan, seluruh dokumen PPLH rampung pada tahun 2026, sebagai acuan utama pembangunan nasional di tingkat daerah.



































