jpnn.com, JAKARTA - Pengamat keamanan dan terorisme dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan posisi Indonesia dalam Global Peace Index 2025 yang berada di peringkat 49 dari 163 negara merupakan capaian yang positif.
Sebab itu menandakan kondisi keamanan dan stabilitas nasional Indonesia tergolong baik meski belum sepenuhnya ideal.
"Dengan berada di peringkat 49, Indonesia masuk kategori high state of peace. Artinya, cukup damai tapi masih menyimpan sejumlah catatan penting. Ini relevan bagi kita karena menjadi tolok ukur untuk memperbaiki strategi keamanan dan pembangunan sosial," kata Khairul, saat dihubungi, Kamis (31/7).
Menurut Khairul, ada perbaikan dari sisi keamanan yang mempengaruhi posisi Indonesia dalam Global Peace Index 2025, terutama berkurangnya serangan teror skala besar dan konflik komunal.
Dalam 3-5 tahun terakhir, kata dia, Indonesia relatif tenang dari aksi teror dengan korban massal seperti Bom Surabaya pada 2018 lalu.
"Konflik komunal yang sebelumnya banyak terjadi di daerah-daerah rawan juga mulai mereda dan aparat keamanan jauh lebih siap dalam mencegah eskalasi. Meski konflik bersenjata di Papua masih terjadi, skalanya lebih terbatas dan terkonsentrasi," ujar Khairul.
Selain itu, Khairul melanjutkan, ada beberapa faktor lain yang sejauh ini berkontribusi bagi terciptanya perdamaian di Indonesia, antara lain stabilitas politik, termasuk transisi pemerintahan yang damai.
Lalu profesionalisme Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI (Polri) dalam menjaga ketertiban serta merespons gangguan keamanan.