jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berencana membeli 50 unit pesawat produksi Boeing 777 sebagai bagian dari hasil kesepakatan tarif Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan situs EM Airplane, harga dasar satu unit Boeing 777 baru diperkirakan sekitar USD 330 juta atau setara Rp 5,3 triliun.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, Boeing 777 merupakan pesawat berbadan lebar (wide-botglady) yang lebih cocok untuk rute jarak jauh, bukan untuk kebutuhan penerbangan domestik di Indonesia.
“Ini pesawat wide body yang cocok untuk long overhaul, padahal Garuda lebih butuh (Boeng) 737. Jika memaksakan memanfaatkan untuk international flight, Garuda akan kalah saing dengan SQ, Thai, Qatar, Turkish,” jelas dia dikutip Selasa (22/7).
Sebagaimana diketahui, ukuran pesawat yang terlalu besar membuat Boeing 777 kurang efisien untuk pasar domestik. Ini menyebabkan kursi kerap kosong, sementara biaya operasional seperti bahan bakar dan perawatan sangat tinggi.
Selain itu, banyak bandara domestik di Indonesia yang belum mampu menampung pesawat sebesar itu.
Selain itu Wijayanto juga menyoroti pesawat yang akan dibeli Indonesia itu merupakan model lama yang dinilai kurang efisien.
“Ini pesawat model lama yang terkenal tidak nyaman dan tidak efisien, kalah jauh dibanding adiknya, (Boeing) 787,” ujarnya.
