bali.jpnn.com, DENPASAR - Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menerbitkan peringatan dini potensi kekeringan ekstrem di Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Namun, potensi kekeringan ekstrem diproyeksikan tidak akan meluas karena diperkirakan Desember 2025 sudah akan memasuki awal musim hujan.
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Bali Aminudin Ar Roniri, wilayah Kecamatan Tejakula masuk status awas kekeringan karena tidak turun hujan lebih dari 60 hari berdasarkan pengamatan terbaru pada Jumat (10/10).
Kategori awas juga berarti prakiraan probabilitas curah hujan kurang dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang di atas 70 persen dan nilai indeks curah hujan paling tinggi minus 2.
“Wilayah Tejakula diperkirakan mengalami kekeringan meteorologis, yakni kondisi kering pada waktu periode tertentu yang disebabkan karena berkurangnya curah hujan dan atau musim kemarau yang panjang,” ujar Aminudin Ar Roniri dilansir dari Antara.
Untuk wilayah yang memasuki kategori siaga kekeringan, yakni di Kecamatan Kubu di Kabupaten Karangasem.
Menurut Aminudin, wilayah dengan kategori siaga kekeringan menandakan prakiraan probabilitas curah hujan kurang dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang di atas 70 persen dan nilai indeks curah hujan paling tinggi minus 1,50 hingga minus 1,99.
Stasiun Klimatologi Bali memperkirakan pada Desember 2025 sebagian besar wilayah di Bali memasuki musim hujan termasuk Buleleng dan Karangasem.