Sidang MKD, 2 Ahli Sebut Manipulasi & Disinformasi Jadi Akar Kesalahpahaman terhadap Sahroni

3 weeks ago 49

Sidang MKD, 2 Ahli Sebut Manipulasi & Disinformasi Jadi Akar Kesalahpahaman terhadap Sahroni

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Gustia Aju Dewi selaku pakar analisis perilaku saat menjadi saksi ahli dalam sidang MKD DPR RI. Tangkapan Layar akun TV Parlemen di YouTube

jpnn.com - Dua ahli yang dihadirkan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI memberikan pendapat mereka terkait masalah yang menimpa anggota DPR Ahmad Sahroni.

Dalam sidang dengan agenda permintaan keterangan saksi dan ahli yang digelar pada Senin (3/11/2025), Trubus Rahardiansyah selaku ahli sosiologi memberikan pandangan terkait pernyataan Ahmad Sahroni yang sempat viral dan menimbulkan polemik di ruang publik.

Trubus saat menjawab pertanyaan hakim MKD Habiburokhman mengatakan pernyataan Sahroni harus dilihat dalam konteks situasi yang melatarbelakanginya.

Dia menilai bahwa ucapan tersebut bukanlah bentuk penghinaan ataupun ujaran kebencian.

"Apa yang disampaikan Pak Ahmad Sahroni itu merespons setting atau situasi yang melatarbelakanginya. Nah, saya melihat apa yang disampaikan itu tidak menyinggung apa pun," ujar Trubus.

"Walaupun di situ ada kata tolol yang diviralkan, itu menurut saya lebih ke menyampaikan bahwa tidak mungkin DPR dibubarkan. Kita (Indonesia, red), kan, sistemnya bukan parlementer, tetapi non-parlementer," lanjut Trubus dalam sidang yang disiarkan TV Parlemen melalui YouTube.

Trubus lantas menyoroti banyaknya pihak yang sengaja menggiring opini publik keluar dari konteks aslinya melalui manipulasi informasi di media sosial.

"Ini, kan, sebenarnya arahnya ke sana, tetapi kemudian dipahami (berbeda) karena itu tadi, manipulasi. Makanya di Pasal 35 UU ITE itu, kan, dilarang orang memanipulasi dan mengubah-ubah itu. Jadi, apa yang disampaikan Pak Ahmad Sahroni bukan suatu ucapan kriminal ataupun kebencian," tuturnya.

Pendapat dua saksi ahli dalam sidang MKD DPR menyebut manipulasi dan disinformasi menjadi akar kesalahpahaman terhada Ahmad Sahroni. Begini penjelasannya.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |