jpnn.com, BANDUNG - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru belakangan ini kembali menjadi perhatian seiring meningkatnya intensitas erupsi pada musim hujan.
Menanggapi situasi tersebut, Dosen Kelompok Keahlian Petrologi, Volkanologi, dan Geokimia, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Mirzam Abdurrachman memberikan penjelasan mengenai penyebab peningkatan aktivitas Semeru serta potensi bahaya yang perlu diwaspadai masyarakat.
Dia mengatakan, musim hujan berperan penting dalam meningkatkan potensi erupsi di Semeru.
Kehadiran air hujan dapat memicu letusan freatik, terutama saat air meresap ke area yang sangat panas di puncak hujan.
"Air yang masuk itu akan terpanaskan, berubah menjadi uap, menambah tekanan, dan kemudian letusan terjadi," kata Mirzam dalam keterangan resmi, Selasa (25/22/2025).
Selain itu, hujan juga dapat mencuci lapisan abu vulkanik di bagian puncak yang selama ini berfungsi sebagai penutup tekanan dari bawah. Hal tersebut membuat penahan tekanan melemah.
Mirzam menjelaskan fenomena tersebut dengan ilustrasi sederhana.
“Seperti botol minuman bersoda yang sudah diguncang-guncangkan kemudian tutupnya dibuka, maka akan menyembur keluar," ujarnya.






































