jpnn.com, JAKARTA - Nama Glory Lamria, mahasiswi asal Indonesia di Amerika Serikat (AS) mendadak menjadi perbincangan di media sosial setelah wawancaranya di sela kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke New York viral.
Namun, momen tersebut justru dipelintir sejumlah akun yang disebut warganet sebagai homeless media yang memicu serangan pribadi kepada Glory sampai ancaman pembunuhan.
Dua akun yang paling ramai membahas isu tersebut adalah Big Alpha dan Barengwarga.
Mereka menuding wawancara tersebut sudah diatur pemerintah dan Glory menikmati fasilitas mewah yang dibayar negara.
Dalam unggahannya di platform media sosial X, akun @barengwarga menulis wawancara dengan diaspora sudah di-set oleh wartawan istana.
Akun tersebut juga menyebut Glory Lamria terlihat mengunggah foto berenang di Hotel Aman New York, tempat rombongan Presiden Prabowo menginap dengan harga kamarnya mulai dari USD 6 ribu hingga USD 25 ribu per malam.
Selain itu, akun tersebut juga mengaitkan mahasiswa diaspora lain yang diwawancarai sebagai bagian dari kelompok tertentu, bahkan menuding mereka juga menikmati fasilitas menginap gratis dari pemerintah.
Postingan ini kemudian meluas di media sosial disertai tuduhan bahwa wawancara diaspora tidak murni melainkan di-set oleh pemerintah.