jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak 2,5 juta lulusan SMA/SMK/Madrasah terancam tidak bisa melanjutkan kuliah setiap tahun. Kondisi itu menjadi perhatian serius Universitas Terbuka (UT) yang kemudian meluncurkan strategi jemput bola melalui Sentra Layanan UT (SALUT).
Saat ini, SALUT telah hadir di hampir 700 titik di seluruh Indonesia. Strategi ini dinilai mampu membuka akses pendidikan tinggi bagi lulusan yang terkendala biaya maupun lokasi.
Direktur Pemasaran dan Kerja Sama (DPKS) UT Ali Tarigan mengatakan hanya sekitar 50 persen dari total 5 juta lulusan SMA sederajat yang bisa menempuh pendidikan tinggi.
“Ada 2,5 juta lulusan yang terhalang biaya kuliah dan biaya hidup kalau harus pindah ke kota,” kata Ali di UT Surabaya, Selasa (25/11).
Melalui SALUT, kata dia, calon mahasiswa bisa tetap kuliah tanpa meninggalkan kampung halaman. Informasi terkait pendaftaran hingga layanan akademik juga bisa didapat lebih cepat karena SALUT tersebar hingga tingkat kabupaten dan kecamatan.
“Keunggulannya, mereka (SALUT) lebih dekat dengan calon mahasiswa. Personal touch-nya lebih terasa dibanding langsung ke UT provinsi,” ujar Ali.
Saat ini terdapat hampir 700 SALUT di Indonesia, termasuk 28 SALUT di wilayah UT Surabaya.
Direktur SALUT Tuban Muhammad Ansori menyebut SALUT menjadi ujung tombak sosialisasi UT di masyarakat. Menurutnya, konsep kuliah fleksibel UT sangat relevan bagi masyarakat yang ingin kuliah sambil bekerja.



































