jpnn.com, JAKARTA - Studi terbaru National Drug and Alcohol Research Centre (NDARC) UNSW Sydney berjudul “Vaporized Nicotine Products for Smoking Cessation Among People Experiencing Social Disadvantage: A Randomized Clinical Trial” yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine mengungkap fakta baru.
Fakta itu ialah penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape) memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi untuk berhenti merokok jika dibandingkan terapi pengganti nikotin (NRT).
Dengan temuan tersebut, perokok dewasa perlu mendapatkan dukungan kuat, baik dalam akses maupun penggunaan produk tembakau alternatif ini.
Peneliti utama dan Ketua Kelompok Riset Tembakau di NDARC, Associate Professor Ryan Courtney, mengatakan riset ini melibatkan 1.000 responden dan mereka secara acak diberikan produk tembakau alternatif dan terapi pengganti nikotin.
Hasilnya, setelah enam bulan persentase berhenti merokok terdapat pada grup yang menggunakan produk tembakau alternatif yakni 28,4 persen, sementara grup terapi pengganti nikotin hanya sekitar 9,6 persen.
Menurut Ryan, rokok elektronik memang bukan solusi instan. Namun, hasil riset telah menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif ini bisa menjadi opsi untuk berhenti merokok yang menjanjikan.
Dia menjelaskan tingkat keberhasilan berhenti merokok lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pengguna NRT, khususnya bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara sosial.
“Analisis kami menunjukkan, tingkat keberhasilan berhenti merokok pada pengguna produk tembakau alternatif lebih tinggi dibandingkan pengguna NRT, tanpa dipengaruhi faktor usia, jenis kelamin, tingkat ketergantungan nikotin, maupun riwayat atau pengobatan gangguan kesehatan mental baru-baru ini,” kata Ryan dalam keterangan yang diterima JPNN.com, Minggu (17/8).