jpnn.com, BANDUNG - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengikuti larangan study tour bagi pelajar di jenjang TK – SMP yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dia mempersilakan sekolah menggelar study tour, baik itu di dalam atau luar Bandung, selama kegiatan tersebut tidak memberatkan orang tua siswa.
Kebijakan ini berbeda dengan instruksi yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui Surat Edaran (SE) 43/PK.03.03/KESRA tertanggal Mei 2025. Dalam SE itu, terdapat poin yang menyebut bahwa kegiatan study tour pelajar dilarang.
Farhan mengatakan, kegiatan study tour dipersilakan dengan sejumlah syarat, salah satunya adalah tidak mempengaruhi prestasi akademik bagi siswa.
“Kota tidak bisa melarang, kebijakan kota mah simpel. Study tour dilarang apabila dihubungkan dengan prestasi akademik. (Masih diizinkan) asal tidak dikaitkan dengan prestasi akademik,” kata Farhan saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (21/7).
“Jadi tidak boleh study tour yang wajib karena memengaruhi nilai, kalau nggak ikut maka wajib bikin tugas karena memengaruhi nilai, teu meunang (tidak boleh). Study tour mah study tour saja, tidak ada hubungannya dengan nilai. Yang sanggup bayar, yang nggak sanggup, nggak usah bayar,” lanjut dia.
Menurutnya, kebijakan mengizinkan study tour pelajar dikarenakan berbagai aspek. Paling utama adalah sektor pariwisata yang akan terdampak apabila pihaknya melarang sekolah menyelenggarakan study tour.
“Sangat memengaruhi pendapatan. Cek ke Saung Angklung Udjo. Sudah banyak keluhan dari pelaku usaya, iya karunya (kasihan) karena kami harus hadapi tantangan ini,” ungkapnya.
