jpnn.com, JAKARTA - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menegaskan komitmennya untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan kapasitas industri perasuransian nasional.
Tidak hanya sebagai penanggung ulang risiko, Indonesia Re berupaya menghadirkan inovasi dan pengetahuan yang mendorong ekosistem asuransi menjadi lebih inklusif, terutama bagi kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus.
Melalui Indonesia Re Institute, Departemen Industry Research mempublikasikan riset bertajuk “Autism and Juvenile Insurance: Sebuah Tinjauan Medis dan Risiko”. Riset ini mengungkap fakta bahwa hingga kini belum umum produk asuransi di Indonesia yang secara eksplisit menjamin perawatan untuk kondisi autisme, baik untuk diagnosis dini maupun terapi lanjutan.
Sebaliknya, sebagian besar polis asuransi masih mencantumkan autisme dan gangguan perkembangan lain sebagai pengecualian.
Padahal, data menunjukkan sekitar 2,4 juta anak di Indonesia hidup dengan gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD). Kondisi ini menimbulkan beban finansial dan emosional yang signifikan bagi keluarga, mengingat penanganan autisme memerlukan perawatan multidisiplin yang berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut riset, Indonesia Re Institute menggelar forum diskusi Small Talk bertajuk “Enhancing the Inclusivity of Indonesia’s Insurance Ecosystem: Bridging Gaps for Autism and Juvenile Insurance” di kantor Indonesia Re.
Forum ini mempertemukan regulator, pelaku industri, akademisi, dan mitra teknologi untuk bersama-sama berbagi pengetahuan dan tantangan dalam merumuskan solusi praktis dan mendorong sinergi lintas sektor.
Direktur Pengembangan & Teknologi Informasi Indonesia Re Beatrix Santi Anugrah menegaskan bahwa forum Small Talk ini merupakan wujud komitmen Indonesia Re dalam memberikan nilai tambah bagi para ceding companies melalui penyediaan pengetahuan dan wawasan strategis.