Hari Kesaktian Pancasila: Bung Karno, Spirit Anti-Elitisme dan Harapan Membangun Indonesia Baru

1 hour ago 9

Oleh: Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan

 Bung Karno, Spirit Anti-Elitisme dan Harapan Membangun Indonesia Baru

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH. Foto: Source for JPNN.com

jpnn.com - Hari Kesaktian Pancasila adalah monumen hidup yang meneguhkan warisan abadi Bung Karno.

Dialah penggali Pancasila, Proklamator, dan Bapak Bangsa yang mengajarkan bahwa kesaktian Pancasila bukanlah mitos, melainkan kekuatan sejati yang menjaga Indonesia tetap tegak di tengah guncangan sejarah.

Dari podium dunia hingga panggung tanah air, Bung Karno berulang kali menegaskan bahwa selama bangsa Indonesia berpegang teguh pada Pancasila, Republik ini tidak akan pernah roboh diterpa ombak zaman.

Hal ini secara historis dapat terlihat pada 17 Mei 1956 dalam kerangka kunjungan kenegaraan resminya ke Amerika Serikat, Presiden Soekarno dianugerahi kesempatan untuk menyampaikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat.

Sebagaimana didokumentasikan dalam halaman utama New York Times pada hari berikutnya, pidato tersebut secara fundamental memuat kritik keras terhadap kolonialisme. Soekarno secara gigih menegaskan bahwa:

"Perjuangan dan pengorbanan yang telah kami lakukan demi pembebasan rakyat kami dari belenggu kolonialisme telah berlangsung dari generasi ke generasi selama berabad-abad."

Pernyataan ini berfungsi untuk melegitimasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Namun, Soekarno lantas memperluas argumennya, menyatakan bahwa perjuangan dekolonisasi belum rampung (unfinished business).

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP I Wayan Sudirta mengatakan Hari Kesaktian Pancasila adalah monumen hidup yang meneguhkan warisan abadi Bung Karno.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |