jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro).
Penandatanganan ini sekaligus menegaskan langkah bersama dalam mendorong transformasi Jakarta menuju kota global yang inklusif, modern dan berkelanjutan.
Dengan dukungan BTN sebagai mitra finansial, Jakpro sebagai pengembang infrastruktur strategis, dan Ancol sebagai destinasi pariwisata serta ruang publik, kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekosistem wisata dan industri kreatif yang mampu menarik investasi, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan daya saing Jakarta di tingkat regional maupun global.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P Napitupulu, menegaskan komitmen perseroan melalui kerja sama ini untuk mendorong Jakarta menjadi kota global yang didukung dengan kemudahan bertransaksi dengan layanan perbankan komprehensif dan berbasis digital dari BTN, yang akan ditempatkan di berbagai fasilitas dan venue yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, Ancol, dan Jakpro sebagai BUMD milik Pemprov, contohnya ATM dan EDC di Ancol, Jakarta International Stadium (JIS), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta International Velodrome, dan Pasar Muara Karang.
“Kami akan mendorong beberapa layanan digital sehingga bisa lebih cashless dan lebih rapi di kawasan Ancol dan JIS. Mudah-mudahan, banyaknya ide dan acara yang dapat kami selenggarakan bersama dapat mengangkat pariwisata dan industri di Jakarta, seperti halnya kota-kota besar di dunia yang menjadi pusat sports tourism, culinary tourism, dan sebagainya,” ujar Nixon, Selasa (19/8).
Selain layanan perbankan untuk Jakpro dan Ancol, BTN juga menjajaki kerja sama pembangunan jembatan penghubung antara Ancol dan JIS untuk memudahkan akses masyarakat, terutama saat ada event besar seperti pertandingan dan konser.
“Optimalisasi JIS menjadi jauh lebih optimal, saya yakin apabila jembatan itu menghubungkan dengan baik, nilai strategisnya jauh lebih baik,” kata Nixon.
Nixon menyatakan BTN mengapresiasi komitmen pembangunan Jakarta menjadi kota global oleh Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno.