jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Dalam mengisi liburan semester lalu, siswa-siswi level SMA dari Kota Bandung dan Cimahi punya alternatif kegiatan seru. Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuat kegiatan pelatihan bertema Liburan Produktif Bersama Bu Ledia dan BRIN.
“Kami bersama BRIN menyengaja mencari satu bentuk kegiatan positif untuk mengisi liburan anak-anak sekolah. Kami mencari acara yang bermanfaat, bisa memberikan bekal kepada anak-anak sebelum mereka mulai di tahun ajaran baru namun tetap menarik. Maka dipilihlah kegiatan pelatihan digital yang memang sedang menjadi tren di kalangan remaja,” ucap Ledia dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, dikutip Selasa (15/7/2025).
Acara yang berlangsung selama 3 hari pada 11 hingga 13 Juli 2025 itu mengusung tiga tema berbeda, pertama pelatihan editing video, kedua pemanfaatan AI untuk belajar serta terakhir pembuatan konten media sosial.
Kegiatan hari pertama dan ketiga bertempat di Aula ASM Ariyanti Pasir Kaliki, sementara kegiatan hari kedua dilangsungkan di Aula SMKN 3 Turangga, Bandung.
“Selama tiga hari kegiatan, total peserta pelatihan ini meliputi 300 siswa siswi setingkat SMA/SMK dari Kota bandung dan Kota Cimahi. Jadi setiap hari itu hadir 100 peserta berbeda. Ini saja peminat yang ingin ikut sebenarnya lebih banyak tetapi keterbatasan yang ada membuat kami harus membatasi kuota peserta,” kata Ledia.
Menurut Ledia, pelatihan digital dipilih karena pada saat ini anak sekolah sudah terpapar internet sejak kecil.
Daripada melarang anak-anak sekolah, jauh lebih bijak untuk mengarahkan mereka bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk menunjang pembelajaran dan kehidupan yang lebih positif.
“Pada pelatihan memanfaatkan AI sebagai media pembelajaran misalnya, kami tidak sekedar melatih peserta untuk membuat AI tapi juga memberikan penjelasan, do and dont’s nya penggunaan AI itu bagaimana. Apa yang boleh, apa yang terlarang, apa yang harus dihindari dan bagaimana menjadikan AI ini sebagai alat yang menunjang pembelajaran dan kehidupan, bukan menggantungkan pembelajaran dan pengetahuan pada AI,” kata Ledia.
