jpnn.com, JAKARTA - Aksi unjuk rasa Forum Rakyat Jawa Barat Bersatu (Forjabar) di depan Kejaksaan Agung (Kejagung) berlangsung memanas pada Rabu (17/9).
Tidak hanya berorasi, massa Forjabar juga melakukan aksi teatrikal dengan melempar tomat dan telur busuk ke arah pagar gedung Kejagung.
Aksi itu disebut sebagai simbol kemarahan rakyat terhadap mandeknya eksekusi putusan hukum dan dugaan keterlibatan pejabat tinggi Kejaksaan dalam kasus besar.
“Ini ekspresi rakyat. Tomat dan telur busuk adalah simbol wajah penegakan hukum kita yang kotor dan berbau busuk karena ketidakadilan,” kata Koordinator Forjabar, Usman Nazarudin.
Massa menuntut kejaksaan menjalankan eksekusi terhadap Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina yang tak kunjung ditahan meski sudah divonis 1,5 tahun penjara dalam kasus fitnah terhadap Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Kasus menjerat Silfester terjadi setelah anak dari Jusuf Kalla, Solihin Kalla melaporkan Silfester pada 2017 terkait dugaan fitnah yang diucapkannya dalam orasi.
Video saat Silvester berorasi saat itu beredar di media sosial. Dalam orasinya itu, Silvester menuding Wapres JK menggunakan isu SARA untuk memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta.
Dia dilaporkan atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik dan fitnah melalui media sebagaimana tertuang dalam pasal 310 KUHP, 311 KUHP, serta pasal 27 dan 28 UU nomor 8 tahun 2011 tentang ITE.