jabar.jpnn.com, BOGOR - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merespons kritikan dan aspirasi yang disampaikan pengusaha angkutan, penambang di kawasan Parung Panjang, Bogor.
Diketahui, kebijakan Dedi Mulyadi soal penutupan aktivitas tambang menuai berbagai reaksi protes.
Menurut Dedi, keputusan yang diambilnya merupakan hasil daripada pemikiran panjang demi kepentingan masyarakat luas. Dalam pernyataan terbarunya, Dedi menyampaikan apresiasi sekaligus empati kepada pihak-pihak yang terdampak.
"Saya menyampaikan terima kasih terhadap berbagai aspirasi seluruh warga Cigudeg dan yang kecewa terutama karena tambang di sana ditutup. Pasti di situ ada para pekerja, kemudian sopir truk, dan berbagai kalangan," ucap Dedi dikutip Rabu (1/10/2025).
Namun, Dedi mengingatkan bahwa aktivitas tambang di kawasan tersebut sudah berlangsung sangat lama dan memberi keuntungan besar bagi sebagian orang.
"Tambang itu sudah beroperasi sangat lama, sudah melahirkan banyak sekali orang-orang kaya, telah melahirkan properti-properti mewah di berbagai tempat. Pasti sudah banyak keuntungan yang diraih," ujarnya.
Di sisi lain, Dedi menyoroti dampak sosial dan lingkungan yang selama ini dirasakan masyarakat kecil. Jalanan rusak, debu beterbangan, hingga kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa menjadi alasan kuat di balik keputusannya.
"Tetapi biasa kalau giliran ada kebijakan gubernur yang mengembalikan kembali ketenangan hidup warga, agar bisa menikmati jalan dengan baik, terbebas dari debu, terbebas dari kebisingan, terhindar dari berbagai kecelakaan yang ditimbulkan karena angkutan yang besar-besar, pasti maju yang paling depan adalah rakyat yang paling bawah. Nanti berhadapan dengan rakyat yang paling bawah," tutur Dedi.