jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau para eksportir di provinsi tersebut untuk segera melakukan diversifikasi pasar guna mengantisipasi potensi dampak konflik Israel-Iran terhadap jalur ekspor ke Timur Tengah.
Kepala Disperindag DIY Yuna Pancawati mengatakan bahwa meskipun saat ini belum ada dampak langsung yang terlihat pada kinerja ekspor DIY, risiko gangguan tetap ada jika perang berkepanjangan.
Yuna menjelaskan bahwa ekspor DIY ke Timur Tengah, khususnya ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Mesir, selama ini trennya meningkat, terutama komoditas utama berupa makanan olahan seperti keripik pisang, biskuit granola, serta produk furnitur.
Namun, jika konflik di Timur Tengah terus berlanjut, keamanan kawasan yang sangat penting untuk kelancaran perdagangan bisa terganggu, misalnya melalui pemblokiran wilayah atau pembentukan blok sekutu yang dapat menghambat ekspor DIY.
Untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Timur Tengah, Disperindag DIY mendorong eksportir melakukan diversifikasi pasar ekspor.
Selain itu, pelaku usaha juga disarankan meningkatkan efisiensi produksi dan logistik guna menekan biaya dan memperkuat daya saing produk.
“Manajemen risiko yang efektif juga menjadi kunci untuk mengantisipasi gangguan pada rantai pasokan dan kenaikan biaya logistik akibat ketegangan geopolitik ini,” ujar dia.
Dampak Global dan Nasional
Konflik Iran-Israel ini juga menjadi kekhawatiran di tingkat nasional karena berpotensi menimbulkan guncangan ekonomi dan peningkatan risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri yang berorientasi ekspor.