jateng.jpnn.com, SEMARANG - Layanan darurat Call Center 112 milik Pemerintah Kota Semarang ternyata bukan hanya dipakai untuk laporan kegawatdaruratan. Hingga saat ini, tercatat ada 8.496 panggilan iseng alias prank call dan ghost call yang masuk.
Sub Koordinator Pengelolaan Aspirasi dan Informasi Diskominfo Kota Semarang Wulan Asih Setyarini mengungkapkan sebagian besar panggilan iseng tersebut berasal dari generasi muda.
“Banyak di antaranya melakukan panggilan bohong, melontarkan kata-kata kotor, atau sekadar iseng tanpa tujuan jelas,” katanya, Jumat (27/9).
Dia menegaskan aksi iseng itu berdampak serius. Pasalnya, panggilan bohong berpotensi mengganggu layanan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan pertolongan darurat, bahkan bisa mengancam nyawa seseorang.
Untuk menekan angka prank call itu, Diskominfo gencar memperkenalkan fungsi Call Center 112 melalui program Goes to School.
Program ini sudah dua kali digelar, terakhir di SMP Islam Terpadu PAPB Semarang dengan menghadirkan perwakilan 61 SMP se-Kota Semarang.
“Kegiatan ini bertujuan agar pelajar memahami fungsi layanan publik, serta mendorong partisipasi mereka dalam pembangunan kota,” jelas Wulan.
Pemkot Semarang memastikan program tersebut akan terus berlanjut, tidak hanya di SMP, tapi juga SMA hingga komunitas masyarakat. Selain Call Center 112, Diskominfo juga mengenalkan kanal pengaduan Lapor Semar Solusi AWP serta layanan informasi Savira, sejalan dengan program Open Government Partnership Lokal.