jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Tim penyelamatan gabungan dari Basarnas menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu (1/10).
Dari jumlah tersebut, Basarnas melaporkan delapan di antaranya berstatus hitam, sedangkan tujuh lainnya merah yang artinya masih hidup.
Basarnas memprioritaskan suplai vital kepada tujuh korban di zona merah berupa oksigen, makanan, minuman, hingga infus.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengatakan suplai vital itu diberikan melalui celah-celah reruntuhan, agar korban mampu bertahan lebih lama dari batas krusial 72 jam pascakejadian.
"Saat tim dapat mencapai korban, melalui celah-celah di bawah reruntuhan yang tersedia, selama mendapatkan suplai makan minum serta infus maka memungkinkan korban dapat bertahan lebih lama," kata Syafii di Sidoarjo.
Menurutnya, tanda-tanda kehidupan masih terpantau dari para korban yang berstatus merah. Mereka diberi tambahan vitamin serta obat-obatan untuk memperkuat kondisi fisik.
"Apalagi yang menjadi korban kali ini merupakan anak-anak yang berpotensi membawa negara menjadi lebih baik di masa depan, maka kami akan terus memprioritaskan upaya penyelamatan korban" tuturnya,
Syafii menambahkan upaya evakuasi melibatkan 379 personel dari 65 instansi. Operasi SAR terus dilakukan sejak musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) sore.