jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sebanyak 2.700 pelajar di Jawa Tengah (Jateng) dilaporkan mengalami keracunan seusai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyebut perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan program tersebut, terutama di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Dari 35 kabupaten, sudah 15 kabupaten yang kemarin tidak baik-baik saja. Hampir 2.700 anak-anak kita yang menjadi sasaran terkontaminasi,” ujar Luthfi di sela rapat koordinasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan SPPG di GOR Jatidiri, Kota Semarang, Senin (6/10).
Luthfi menjelaskan kasus keracunan itu disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketidaksesuaian jenis makanan dengan kondisi tubuh anak hingga lemahnya higienitas dan sanitasi dapur.
“Sing biasane makan indomie dikasih spageti ora cocok wetenge (Yang biasanya makan indomie diberi spageti tidak cocok di perutnya, red) jadi penyakit. Ada lemah dari higenitas, sanitasi. Ompreng-nya (wadah makanan) tidak bersih jadi sumber penyakit,” ujarnya.
Selain kebersihan, dia menyoroti lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di SPPG yang dinilai belum profesional dalam pengolahan dan penyimpanan makanan.
“Yang megang makanan itu kurang profesional. Karena buru-buru, belum siap disimpan, lama-kelamaan malah jadi penyakit,” katanya.
Luthfi menegaskan setiap kepala daerah memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan program MBG berjalan aman, higienis dan berkelanjutan.