Vonis Terdakwa Pemerasan PPDS Undip Terlalu Ringan, Keluarga dr. Risma Aulia Kecewa

1 hour ago 14

Jumat, 03 Oktober 2025 – 04:00 WIB

Vonis Terdakwa Pemerasan PPDS Undip Terlalu Ringan, Keluarga dr. Risma Aulia Kecewa - JPNN.com Jateng

Tiga terdakwa kasus dugaan pemerasan PPDS Anestesiologi Undip Semarang saat menjadi sidang di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (17/9/2025). ANTARA/I.C. Senjaya

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Putusan Pengadilan Negeri (PN) Semarang terhadap tiga terdakwa kasus pemerasan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) dinilai terlalu ringan.

Eks Kaprodi PPDS Anestesi Undip Taufik Eko Nugroho divonis dua tahun penjara. Sementara dua terdakwa lain, Sri Maryani dan Zara Yupita Azra, hanya dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara. Vonis ini lebih rendah dibandingkan tuntutan jaksa.

Kuasa hukum keluarga almarhumah dr. Risma Aulia, Yulisman Alim, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia menyebut vonis ringan tersebut berpotensi tidak memberi efek jera.

“Kalau hanya begini, bagaimana bisa menjadi pembelajaran untuk memperbaiki sistem? Hukuman minimal yang layak mestinya lima tahun,” tegas Yulisman usai sidang, Rabu (1/10).

Pihak keluarga, lanjutnya, masih akan menimbang langkah hukum selanjutnya. “Kami hormati keputusan hakim, tetapi kami belum puas. Kami akan koordinasi dengan keluarga dan penasihat hukum,” katanya.

Sementara itu, kuasa hukum para terdakwa Khairul Anwar menegaskan perkara pemerasan tersebut tidak berkaitan dengan kematian dr. Risma.

“Vonis hakim juga tidak menyinggung soal perundungan. Kasus ini murni soal pemerasan, yang terjadi tahun 2022 dan merupakan sistem lama, bukan tindakan pribadi,” ujar Khairul.

Kasus PPDS Anestesi Undip mencuat setelah meninggalnya dr. Risma Aulia, yang membuka tabir dugaan perundungan dan praktik pemerasan di lingkungan pendidikan kedokteran. Kementerian Kesehatan bahkan sempat menghentikan sementara praktik PPDS Anestesi di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. (jpnn)

PN Semarang terhadap tiga terdakwa kasus pemerasan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip dinilai terlalu ringan.

Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News

Read Entire Article
| | | |