jateng.jpnn.com, SEMARANG - Teater Emper Kampus (Emka) hadir melalui Pentas Besar 2025, menghadirkan karya terbaru yang menelusuri relasi manusia dengan makna, tubuh, dan lingkungannya.
Tahun ini, Teater Emka mempersembahkan lakon berjudul 'Melihat Tak Terlihat; Cerita-cerita yang Tak Perlu Dibicarakan', sebuah eksplorasi tentang bagaimana manusia membentuk makna dan bagaimana makna itu kemudian dapat menjelma menjadi dominasi.
Pertunjukan tersebut lahir dari kesadaran bahwa sebelum manusia merusak alam, ia lebih dahulu melukai sesamanya, melalui cara menamai, memaknai, dan menundukkan.
Dalam ruang terkecil peradaban, dominasi itu tumbuh antara laki-laki dan perempuan, antara manusia dan benda, serta antara bahasa dan tubuh.
Sutradara Zulkifli Muhammad menjelaskan bahwa produksi ini menyoroti bagaimana makna yang dibangun manusia dapat melahirkan ketimpangan dalam keseharian.
“Melalui pertemuan antara tubuh, kata, dan citra benda, kami ingin mengajak penonton melihat bahwa akar dari kerusakan ekologis adalah ketidakmampuan manusia untuk hidup setara dengan yang bukan dirinya,” ujar Zulkifli seusai pementasan di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Rabu (19/11).
Dengan pendekatan ekofeminis dan bentuk pementasan yang simbolik serta surealis, Teater Emka menghadirkan pengalaman teatrikal yang tidak sekadar bercerita, tetapi membuka ruang refleksi bagi penonton.
Bahasa, tubuh, dan benda tidak digunakan untuk saling menjelaskan, melainkan untuk saling menantang, saling melukai, dan pada akhirnya saling mengungkap. (ink/jpnn)


































