jateng.jpnn.com, SEMARANG - Musisi Agung Dorian kembali menghadirkan karya terbaru melalui single berjudul 'Jatinegara' yang resmi diluncurkan dalam sebuah gelaran di Tectona Cafe, Semarang, pada Jumat (21/11) malam.
Musisi dan penulis lagu asal Semarang itu menjelaskan 'Jatinegara' merupakan lagu pop-ballad bernuansa nostalgia yang lahir dari kenangan masa muda, persimpangan hidup, serta perjalanan emosional seseorang saat kembali ke tempat yang penuh memori.
“Jatinegara adalah perjalanan pulang, bukan hanya ke suatu tempat, tetapi ke perasaan yang pernah hidup pada masa itu. Lagu ini saya kemas melalui pertemuan dengan kisah masa lalu yang datang tanpa janjian, seperti penggalan liriknya, ‘masa bertemu tanpa janjian dulu’. Kadang tidak semua pertemuan direncanakan, kadang justru ditakdirkan,” kata Agung.
Pria kelahiran Pemalang 42 tahun silam itu mengaku memilih nama Jatinegara sebagai judul single karena kawasan tersebut dianggap memiliki kedekatan emosional dengan tema lagu sekaligus merepresentasikan masa lalu melalui citra sebuah stasiun besar yang telah lama berdiri.
“Kenapa tidak Stasiun Tawang atau Poncol di Semarang, atau Gambir di Jakarta? Karena Jatinegara itu lebih enak dinadakan dalam sebuah lagu. Selain itu, Jatinegara juga stasiun besar yang sudah lama ada dan terasa pas untuk menggambarkan cerita yang saya tulis,” ujar Agung yang juga berprofesi sebagai pengusaha.
Single ini digarap bersama Alit Yonda Lukisyanto sebagai produser musik, yang berhasil menghadirkan warna musik intim namun tetap megah pada bagian-bagian klimaks lagu. Proses rekaman dilakukan secara independen dengan sentuhan produksi yang detail dan matang.
Tak hanya merilis lagu, Agung juga meluncurkan Official Music Video “Jatinegara” yang tayang perdana di YouTube pada 21 November 2025 pukul 19.00 WIB. Video klip tersebut menampilkan visual bernuansa nostalgia, menggambarkan perjalanan seorang lelaki yang kembali menelusuri memori lamanya dengan sentuhan sinematik dan penceritaan yang kuat.
Dengan peluncuran 'Jatinegara,' Agung Dorian berharap pendengar dapat menemukan refleksi diri melalui kisah yang dihadirkan, tentang rindu, masa lalu yang masih mengetuk, dan perjalanan hati yang tak pernah benar-benar usai.


































