jpnn.com, JAKARTA - Rilis resmi yang dikeluarkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), bahwa hingga 22 September 2025 tercatat adanya 4.711 jumlah kasus bakteri dalam makanan yang terdistribusi.
Dengan pembagian tiga wilayah, yang secara keseluruhan kurang lebih 45 lokasi sepanjang dimulainya program ini.
Namun, hal ini langsung direspon oleh Presiden Prabowo setelah kepulangan dari lawatan luar negri.
Dalam pernyataanya, Presiden Prabowo tidak menutup mata bahwa terjadi persoalan. Namun, dirinya optimis hal ini bisa terselesaikan dengan baik.
“Ini masalah (program) besar jadi pasti ada kekurangan di awal, Tapi, saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik," papar Prabowo, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9).
Menyambung pernyataan Presiden Prabowo, Abi Rekso selaku Sekretaris Eksekutif Said Aqil Sirodj Institute menilai bahwa program MBG pasti dan perlu untuk terus dijalankan.
“Bagi saya, MBG ini bukan janji politik, ini misi peradaban masa depan Indonesia. Justru, kita sebagai masyarakat sipil perlu berperan aktif untuk menyukseskan MBG. Kita perlu secara bijak melihat dampak positif dari program MBG ini," terang Abi Rekso.
Abi Rekso juga menekankan bahwa, program MBG adalah komitmen pemerintah dalam pemenuhan hak mendapatkan makanan (right to food).