jpnn.com - Penasihat Menteri Desa dan PDT, Prof Zainuddin Maliki mengatakan desa-desa di Indonesia harus didorong untuk tampil sebagai pilar utama kemandirian bangsa di tengah ancaman krisis pangan global.
Prof Zainuddin mengingatkan bahwa data World Food Programme, badan terbesar PBB di dunia yang berdedikasi untuk mengakhiri kelaparan global, menyatakan lebih dari 295 juta orang di dunia menghadapi kelaparan akut pada 2024. Harga pangan internasional pun terus berfluktuasi.
"Desa adalah basis ketahanan pangan nasional. Desa harus didorong menjadi pusat produksi sekaligus inovasi guna mewujudkan swasembada pangan sehingga bangsa kita terhindar dari krisis pangan global," ungkap Prof Zainuddin dalam Rakor Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk Ketahanan Pangan Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (27/9/25).
Dia menyampaikan dalam konteks geopolitik, isu pangan bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga pertahanan nasional. Karena itu, kemandirian desa dalam mengelola pangan dipandang sebagai fondasi penting bagi ketahanan bangsa.
"Menjaga pangan berarti menjaga masa depan Indonesia. Swasembada pangan hanya dapat terwujud bila desa diberdayakan sebagai pusat kedaulatan pangan," kata penerima MKD DPR RI Awards 2022 tersebut.
Di depan Tenaga Pendamping Profesional se Kabupaten Bojonegoro, Prof. Zainuddin mengatakan bahwa Menteri Desa PDT Yandri Susanto telah mengeluarkan Permendesa No. 3 Tahun 2025 dengan mewajibkan 20 persen Dana Desa harus dialokasikan untuk ketahanan pangan.
"Kebijakan Pak Menteri Yandri tersebut menjadi landasan strategis bagi desa untuk mengembangkan usaha pangan yang berkelanjutan," ujar anggota DPR RI 2019-2024 itu.
Dia pun meminta kepada Tenaga Pendamping Desa se-Kab. Bojonegoro untuk sungguh-sungguh mendampingi pemanfaatan dana desa. Penggunaan 20 persen dana desa yang tepat tentu saja bisa memacu peningkatan produktivitas lahan.