jpnn.com - Presiden RI Prabowo Subianto mengeluhkan fenomena Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tak surplus dan terus merugi, tetapi memiliki banyak komisaris.
Hal demikian disampaikan Prabowo saat menyampaikan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).
"Perusahaan rugi, komisarisnya banyak banget," kata Prabowo, Jumat.
Eks Menteri Pertahanan (Menhan) itu mengaku saat ini hanya memperbolehkan paling banyak enam komisaris di sebuah BUMN.
"Paling banyak enam orang. Kalau bisa cukup empat atau lima," ujar Prabowo.
Eks Danjen Kopassus itu mengatakan pemerintah juga menghilangkan tantiem bagi komisaris di BUMN demi efisiensi anggaran.
"Saya hilangkan tantiem. Saya pun tidak mengerti apa arti itu tantiem. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem," ujar Prabowo.
Alumnus Akmil 1974 itu dalam pidatonya melanjutkan bahwa saat ini aset Indonesia di BUMN lebih dari USD1000 triliun.