jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Dr. Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya aksi nyata dalam penyelamatan danau di Indonesia, bukan hanya 15 danau prioritas, tetapi juga danau-danau besar yang ada.
“Puncak peringatan Hari Danau Dunia ini jangan hanya sebatas seremoni saja melainkan harus menjadi gerakan bersama untuk melakukan penyelamatan danau. Selama ini kita kurang aktif dalam proses penyelematan danau-danau tersebut,” ujar Menteri LH Hanif Faisol saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Danau Dunia atau World Lake Day yang diselenggarakan di Jakarta, pada Rabu (01/10/2025).
Menteri Hanif Faisol menyoroti kondisi 15 danau prioritas yang dinilainya belum baik secara fisik meskipun secara administratif menunjukkan angka yang baik.
Menteri menyoroti perbedaan antara data administratif dan kondisi lapangan yang terlihat di media sosial.
Kondisi Rawa Pening, Rawa Danau, dan Sungai Mahakam juga menjadi perhatian. Karena itu Menteri Hanif menekankan pentingnya mereview langkah-langkah yang telah dilakukan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk 12 kementerian yang mendukung upaya penyelamatan danau prioritas nasional.
“Dalam kesempatan ini saya mengajak seluruh pihak terkait untuk mengaktifkan diri dan memberikan perhatian lebih terhadap kondisi danau-danau di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Kemudian pentingnya menjaga catchment area untuk mempertahankan fungsi ekosistem danau,” ujar Menteri Hanif.
Terkait kondisi danau-danau besar di Indonesia, Menteri Hanif menyinggung degradasi lingkungan di daerah tangkapan air dan dampaknya pada kualitas air danau.
Dia menyebutkan degradasi lingkungan di daerah tangkapan air menyebabkan sedimentasi tinggi, penggunaan pestisida, dan budidaya keramba jaring apung yang memperburuk kualitas air danau.